(By Lifya)
Foto by :
Lifya
Membaca kelas Seni yang
kaya cerita dan kaya dengan karya di SLBN 1 Padang ada yang melenggang ada yang
berdendang dan ada yang berindang. Juga ada yang asyik melukis dan asyik
menulis. Semua ceria semua asyik. Begitulah suasana di seklah Luar Biasa Negeri
1 Padang di penghujung minggu. Kegiatan ini
termasuk kegiatan pengembangan diri
yang dilakukan setiap hari Sabtu. Ada 5 macam kegiatan pengembangan diri yang di jalankan
pada sekolah ini. Terdiri dari kegiatan Ceramah agama , Seni , Olah
raga, Pramuka dan K3. Masing-masing
kegiatan pengembangan diri di SK-an oleh kepada sekolah sesuai dengan
minat dan kemampuan guru dan siswa.
Untuk pelaksanaan nya digilir sekali dalam seminggu . Yang dibimbing
langsung oleh guru-guru dari SLB Negeri I Padang. Kegiatan ini terprogram dan direncanakan pada semua tingkat kelas
maupun sekolah.
Pengembangan diri ini memiliki tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umumnya yaitu untuk memberikan peserta didik kesempatan untuk
dapat mengekspresikan dan mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi, minat,
bakat, kondisi, karakter, dan kebutuhannya. Sedangkan tujuan khusus dari
pengembangan diri ini yaitu dapat menunjang peseta didik untuk mengembangkan
minat, bakat, kompetensi, kebiasaan, kemampuan, kreativitas, kemandirian, dan
problem solving atau pemecahan masalah..
Penggunaan istilah
Pengembangan Diri dalam kebijakan kurikulum memang relatif baru dulu lebih
dikenal dengan istilah Bina Diri yang lebih banyak diarahkan kepada keterampilan mengurus diri . Kehadiran istilah
Pengembangan diri menarik untuk didiskusikan baik secara konseptual maupun
dalam prakteknya. Jika menelaah literatur tentang teori-teori pendidikan,
khususnya psikologi pendidikan, istilah pengembangan diri disini tampaknya
dapat disepadankan dengan istilah pengembangan kepribadian, yang sudah lazim
digunakan dan banyak dikenal. Meski sebetulnya istilah diri (self)
tidak sepenuhnya identik dengan kepribadian (personality).
Pengembangan Diri di Sekolah
Luar Biasa merupakan salah satu komponen penting dari struktur Kurikulum. Yang
diarahkan guna terbentuknya keyakinan, sikap, perasaan dan cita-cita para
peserta didik yang realistis, sehingga pada gilirannya dapat mengantarkan
peserta didik untuk memiliki kepribadian yang sehat dan utuh.
Pengembangan diri harus
memperhatikan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik di sekolah. Kadang siswa tidak mau masuk
kekelas yang sudah diprogramkan kepadanya. Sehingga guru bisa mencarikan tempat
yang sesuai dengan keinginan siswa. Tidak ada paksaan siswa bebas memilih kelas
yang disukainya.Ini penting untuk memberikan rasa nyaman pada siswa dalam melakukan
kegiatan. Biasanya guru sudah mengidentikasi kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik terlebih dahulu. Tidak berapa orang siswa yang menolak untuk
ditempatkan dikelas seni yang akan dijalankan. Tidaklah tepat rasanya menempatkan siswa
dikelas puisi yang siswanya belum bisa membaca
dan menulis. Begitu juga anak yang tidak suka menari tidak akan mau masuk ke
kelas menari. Disitulah letak
kejelian guru-guru SLB Negeri I Padang semua siswa sudah
terpeta dalam ingatannya.
Kegiatan pengembangan diri ini terdiri dari banyak kegiatan sekaligus juga melibatkan banyak orang, oleh karena itu diperlukan pengelolaan
dan pengorganisasian disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi nyata di sekolah.
Sebagai penutup tulisan
ini, ada baiknya kita renungkan ungkapan dari R.F. Mackenzie yang di kutip oleh Akhmad Sudrajat, M.Pd. Tulisan
ini banyak
mengilhami ribuan guru di Inggris tentang bagaimana seharusnya proses pendidikan
berlangsung, dikaitkan dengan kegiatan pengembangan diri di sekolah :
“ … Kami ingin memberikan kepada siswa-siswa kesempatan untuk
menceburkan ke dalam cara hidup yang berbeda, dan kenangan yang bertahan lebih
lama. Di sana tidak akan ada paksaan atau keharusan, ketekanan, ketergesaan,
atau ujian. Apabila mereka ingin memanjat atau berski, kita akan membantu
mereka untuk mendapatkan keterampilan itu. Apabila mereka ingin
mengidentifikasi tumbuhan gunung tinggi atau burung, kita akan mengusahakan diperolehnya
pengetahuan itu. Dan apabila mereka ingin tidak memiliki kedambaan akan adanya
kegiatan atau kehausan akan pengetahuan, tetapi maunya hanya duduk diam seperti
kaum penghuni dataran tinggi yang dulunya di sini, atau ingin memandangi awan
berarak melaju di atas Creag Dhubh, atau mendengarkan suara rintik hujan yang
menitik jatuh di antara cecabang pohon setelah hujan berhenti mengucur, itu
semua juga merupakan bagian penting dari perkembangan. Pada saat inilah,
ketakutan, ide, harapan, dan pertanyaan yang setengah tenggelam mulai muncul
kembali ke permukaan…” (Combie White, 1997).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar